Sabtu, 13 November 2010

PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, SIKAP DAN PEMBELAJARAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN KEMASAN MEREK “TEH BOTOL SOSRO" DI KAWASAN DEPOK


Tidak banyak produk Indonesia yang begitu membanggakan dan mampu eksis di
tengah gempuran produk asing di tengah persaingan usaha saat ini. Salah satu produk
membanggakan itu adalah Teh Botol Sosro. Bertahannya produk minuman kemasan “Teh
Botol Sosro" hingga saat ini, menunjukkan bahwa produk tersebut mempunyai keunikan
tersendiri sehingga tetap diminati konsumen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi,
persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen terhadap keputusan pembelian. Obyek analisis
penelitian ini adalah konsumen minuman kemasan merek Teh Botol Sosro yang berada di
kawasan Depok.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pertama motivasi, persepsi, sikap dan
pembelajaran konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian
minuman kemasan merek Teh Botol Sosro. Kedua ada perbedaan yang nyata antara
pendapat dan harapan konsumen tentang keputusan pembelian. Manfaat penelitian ini dapat
dipakai sebagai informasi dalam usaha untuk meningkatkan volume penjualan melalui perilaku
konsumen.
Kata kunci : Motivasi, Persepsi, Sikap, Pembelajaran dan Keputusan Pembelian

PENDAHULUAN
Dalam kompetisi global seperti dewasa ini, konsumen cenderung untuk mempunyai lebih
banyak keinginan. Selera konsumen terhadap minuman dalam kemasan juga ikut
berkembang. Minuman sekarang tidak sekedar memenuhi kebutuhan fisiologis semata, tapi
telah berkembang jauh dengan munculnya minuman-minuman kemasan, seperti Coca-cola,
Aqua, Teh Botoh Sosro, dan lain sebagainya adalah untuk memenuhi selera konsumen.
Menurut Kotler (2002) dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus
dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan
dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah.
Pada masa-masa awal peluncurannya, Teh Botol Sosro tidak banyak dilirik oleh konsumen,
tapi kemudian perlahan tapi pasti produk Teh Botol Sosro mulai mendapatkan tempat di
hati konsumen Indonesia. Terlebih ketika slogan “Apapun makannya, minumnya Teh Botol
Sosro” dimunculkan. Slogan ini tidak saja mengguncang sesama produk teh namun juga
produk minuman secara keseluruhan. Keunikan dapat dilihat dari metode pemasaran teh Botol Sosro adalah pada kekakuan dari produk itu sendiri. Semenjak diluncurkan pada
tahun 1970, produk Teh Botol Sosro baik rasa, kemasan, logo maupun penampilan tidak
mengalami perubahan sama sekali, bahkan ketika perusahaan multinational Pepsi dan
Coca-cola masuk melalui produk teh Tekita dan Frestea, Sosro tetap tidak bergeming.
Bertahannya produk minuman kemasan “Teh Botol Sosro" hingga saat ini, menunjukkan
bahwa produk tersebut mempunyai keunikan tersendiri sehingga tetap diminati konsumen.
Hal inilah yang memicu penulis ingin mengetahui apa yang memengaruhi konsumen Teh
Botol Sosro tetap memutuskan membeli Teh Botol Sosro, yang terutama yang berasal dari
dalam diri konsumen itu sendiri ditengah banyaknya tawaran produk-produk baru dengan
aneka rasa dan kemasan yang unik-unik. Faktor-faktor perilaku konsumen tersebut
diantaranya dapat diuraikan pada faktor psikologis, meliputi: motivasi, persepsi,
pembelajaran dan sikap konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian.
Dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap minuman dalam kemasan dan
meningkatnya persaingan untuk merebut konsumen maka penulis tertarik untuk meneliti
"Pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap dan Pembelajaran Konsumen terhadap Keputusan
Pembelian minuman kemasan merek “Teh Botol Sosro" di kawasan Depok”.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
Motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen dapat memberi pengaruh kepada
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian minuman kemasan merek “Teh Botol
Sosro" di Kawasan Depok. Perbedaan antara pendapat dengan harapan konsumen dapat
terjadi dalam pengambilan keputusan pembelian minuman kemasan merek “Teh Botol
Sosro" di Kawasan Depok.
Tujuan penelitian yang diharapkan oleh peneliti adalah Mengetahui dan menganalisis
pengaruh motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen terhadap keputusan
pembelian dan mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pendapat dengan harapan
konsumen tentang keputusan pembelian minuman kemasan merek “Teh Botol Sosro” di
kawasan Depok.

Kajian Penelitian Sejenis
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Dewi Urip Wahyuni (2008); tentang pengaruh
motivasi, persepsi dan sikap konsumen Dari hasil penelitian diketahui bahwa motivasi
terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa ada pengaruh yang signifikan motivasi, persepsi dan sikap
konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda di Kawasan Surabaya
Barat.

METODE PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta karakteristik obyek yang diteliti
dapat diklasifikasikan sebagai penelitian deskriptif. Penelitian ini berdasarkan fakta yangada di masyarakat tentang keputusan pembelian minuman kemasan yaitu minuman
kemasan merek Teh Botol Sosro di kawasan Depok.
Jenis data yang digunakan adalah data interval, dinyatakan dalam angka mulai dari skala
terkecil sampai dengan yang terbesar, selain itu mempunyai jarak yang sama antara angka
yang satu dengan angka yang lainnya (1= sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4
= setuju, 5 = sangat setuju). Sedangkan sumber data yang digunakan adalah bersifat primer.
Data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden di Kawasan Depok
yang terdiri dari enam kecamatan yaitu Pancoran Mas, Beji, Sukmajaya, Cimanggis,
Sawangan, dan Limo.

Identifikasi variabel
Variabel bebas ( Independent Variable), ada empat yaitu :
- Motivasi Konsumen (X1)
- Persepsi Konsumen (X2)
- Sikap Konsumen(X3)
- Pembelajaran Konsumen (X4)
Variabel terikat (Dependent Variable ) yaitu
- Keputusan Pembelian (Y)
Gambar 1. Kerangka Konseptual

Definisi Operasional
Motivasi Konsumen : Adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa
bertindak untuk memenuhi apa yang diinginkan atau dibutuhkan.
Persepsi Konsumen : Tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek atau
produk yang menjadi pilihannya.
Sikap Konsumen : Penilaian evaluatif konsumen terhadap suatu obyek atau produk
yang diminati
Pembelajaran konsumen: Pembelajaran menunjukkan perilaku seseorang karena
pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh antara
dorongan, stimulan, cues, tanggapan dan penguatan.
Keputusan Pembelian : Pilihan akhir yang dilakukan oleh konsumen dalam memenuhi
keinginan atau kebutuhannya.
Motivasi (X1)
Persepsi (X2)
Sikap (X3)
Pembelajaran
Keputusan pembelian (Y)
Prosedur penarikan sampel dilakukan dengan Teknik Accidental Sampling yaitu teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat dijadikan sampel jika dipandang cocok. Jumlah sampel menggunakan sampel
besar yaitu > 30 (Djarwanto, 1999) yaitu 200 orang. Menurut Nazir (1998) jumlah sampel
ditetapkan atas pertimbangan pribadi, dengan catatan bahwa sampel tersebut cukup
mewakili populasi dengan pertimbangan biaya dan waktu.
Teknik analisa data
Untuk perhitungan statistic dalam penelitian ini menggunakan program SPSS, adapun
teknik analisa data diantaranya digunakan model validitas dan reliabilitas, analisa
deskriptif, koefisien determinasi berganda, koefisien korelasi berganda, koefisien korelasi
parsial dan uji beda t-paired.
Model validitas digunakan untuk mengetahui kemampuan indikator-indikator suatu
konstruk (variabel laten) untuk mengukur konstruk tersebut secara akurat. Reliabilitas
(keandalan) digunakan untuk mengukur suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam
menjawab hal-hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan
dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.
Tujuan utama dalam statistik deskriptif adalah berusaha menjelaskan atau menggambarkan
berbagai karakteristik data yang teliti dan didasarkan pada pernyataan keadaan.
Koefisien determinasi berganda merupakan suatu langkah penting dalam analisis regresi
yang gunanya menentukan betapa baiknya garis regresi yang mewakili data. Artinya kita
ingin menentukan bagaimana garis regresi cocok dengan data yang akan kita analisis.
Koefisien korelasi berganda atau uji F yaitu untuk menguji keberartian/signifikansi regresi
secara keseluruhan. Koefisien korelasi parsial melalui uji t bertujuan untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel independen atau bebas secara individual
(parsial) terhadap variabel dependen atau tidak bebas.
Uji t-paired digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel
bebas. Dua sampel yang dimaksud disini adalah sampel yang sama namun mengalami
proses pengukuran maupun perlakuan yang berbeda.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hasil uji validitas dan reliabilitas
Dari pengujian validitas dan reliabilitas variabel dapat diketahui bahwa nilai alpha positif
dan lebih besar dari nilai kritis r product moment pada signifikansi 0,05 dengan nilai r tabel
= 0.1843. Berikut adalah hasil uji validitas yang dilakukan secara pervariabel dengan
jumlah sampel sebanyak 50 responden. Hasilnya adalah variabel motivasi ada empat
pertanyaan valid dari empat pertanyaan, variabel persepsi ada tiga pertanyaan valid dari
empat pertanyaan, variabel sikap ada empat pertanyaan valid dari empat pertanyaan,
variabel pembelajaran ada tiga pertanyaan valid dari empat pertanyaan, keputusanpembelian ada tiga pertanyaan valid dari empat pertanyaan. Sedangkan dalam uji reliabitas
hasilnya koefisien conbach alpha lebih besar dari nilai r tabel, artinya masing-masing
variabel tidak ada yang tidak reliable dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu,
1. Ada pengaruh yang signifikan dari motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran
konsumen terhadap keputusan pembelian minuman kemasan merek Teh Botol
Sosro di Kawasan Depok.
2. Ada perbedaan yang nyata antara pendapat dan harapan konsumen tentang
keputusan pembelian. Artinya apa yang telah konsumen nikmati saat ini masih ada
jarak dengan kondisi yang konsumen harapkan, dan ini menjadi pekerjaan rumah
bagi produsen untuk memenuhi harapan dari konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar